Kopimerupakan komoditas ekspor yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia karena perolehan devisa dari kopi menduduki urutan keempat setelah kayu, karet, dan kelapa sawit. Indonesia dikenal sebagai pengekspor kopi robusta terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Colombia (Wachyar et al., 2002). PenanamanJarak tanam kopi dapat disesuaikan dengan kemiringan tanah. Beberapa contoh penggunaan jarak tanam (populasi/hektar) bervariasi dari 2 - 2.5 m x 2.5 - 4 m atau populasi 1300 - 2000 pohon per hektar. Sebelum benih kopi dipidah-tanamkan di lapangan, lahan harus ditanam pohon peneduh (penaung). Pohon peneduh harus memiliki PabrikBiodiesel di Desa Kota Batu Selatan, Kecamatan Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, merupakan pabrik biodiesel pertama di Sumatera Selatan, yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada 14 Desember 2008. Pabrik ini merupakan penghasil biodiesel pengganti solar yang bersumber dari tanaman jarak. Produksinya waktu itu dilakukan tahun 2008 kopiRobusta, yakni Indonesia, Vietnam, dan Brazil, sehingga pangsa pasar kopi Robusta Lampung masih sangat terbuka lebar di pasar Internasional. Tanaman kopi merupakan penopang perekonomian masyarakat Liwa (Lampung Barat) yang telah berlangsung sejak lama. Pola budidaya kopi robusta Pasalnya tidak seperti petani lain di kawasan Brazil yang bisa menanam 8000 pohon kopi di lahan satu hektare, petani di Sumatera paling banyak menanam 2.500 pohon kopi di luas lahan yang sama. Ini terjadi karena kontur wilayah yang berbeda, serta pertanian di daerah ini dilakukan secara tradisional alias tanpa mesin berteknologi tinggi. Jaraktanam kopi jagur (AB 3, USDA 762 dan S 795) adalah 2 m X 2,5 m atau m X 2,5 m. • Pembuatan lobang tanam. Ukuran lobang tergantung tekstur tanah. Makin berat tanah ukuran lubang makin besar. • Tanam pohon penaung. • Ajir lubang tanam kopi di dalam lorong, jarak 1,25 m untuk kopi kate, dan 2 m untuk kopi jagur. • Pembuatan . Siapa yang tak kenal tanaman kopi? Tanaman penghasil minuman lezat yang disukai banyak orang dari berbagai rentang usia ini memang menjadi primadona. Tak hanya karena rasa yang khas, kopi juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dengan konsumsi sewajarnya. Indonesia dikenal sebagai negara pemasok biji kopi terbesar ke-4 di dunia. Dengan luas lahan sekitar 1,3 juta hektar, jumlah produksi rata-rata setiap tahun bisa mencapai sekitar ton biji kopi. Meskipun sudah cukup besar, namun jumlah itu masih tertinggal jauh dari negara Brazil. Brazil mampu menghasilkan sekitar 4 juta ton biji kopi dengan luas lahan separuh dari luas lahan Indonesia. Ada tiga faktor penyebab yang menyebabkan hasilnya sangat berbeda. Pertama, kurangnya pengetahuan petani, kurangnya penggunaan pupuk, dan pola tanam yang masih tradisional. Faktor tersebut akan membuat jumlah biji kopi yang dihasilkan kurang, dan dikhawatirkan tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Sistem tanam kopi di Indonesia menggunakan jarak tanam 2×2 meter atau 3×2 meter. Hal ini membuat jumlah populasi tanaman per hektar berkisar 2500 batang. Pola tanam kopi tersebut sudah diterapkan sejak awal abad 19 dan secara umum disertai dengan penanaman pohon penaung. Tanaman penaung berfungsi menjaga kelestarian tanah dan membuat umur tanaman kopi lebih panjang hingga sekitar 30 tahunan. Sayangnya, pola tanam kopi tersebut juga disertai dengan penggunaan pupuk yang sangat minim. Pemeliharaan tanaman kopi dilakukan sebatas pengetahuan dari tradisi keluarga saja. Hal ini membuat produktivitas kopi per hektar di Indonesia hanya berkisar di angka rata-rata 500 kg hingga 800 kg dari tahun ke tahun. Apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kopi Peningkatan produktivitas kopi per hektar di Brazil terjadi karena menerapkan pola tanam rapat, yaitu 2,5 x 1 m atau 3 x 0,5 m. Dengan begitu, jumlah tanaman per hektar dapat mencapai sekitar 7000 batang. Brazil juga menerapkan pemupukan tepat dosis dan tepat jenis yang disertai pemeliharaan secara baik dan benar. Indonesia bisa menyusul Brazil asalkan para petani mau melakukan revolusi pola tanam, meningkatkan pengetahuan terkait pemeliharaan tanaman, dan memberikan pupuk sesuai dosis dan jenis yang dianjurkan. Selain itu, dibutuhkan juga peran serta pemerintah, dengan memberikan pemahaman dan penyediaan pupuk, meningkatkan keterampilan petani kopi, dan memberikan dukungan modal. Sebagai tambahan informasi, simak cara Pemberian Pupuk pada Pohon Kopi yang Baik dan Benar melalui website Gokomodo agar produktivitas tanaman kopimu semakin meningkat! Di dalam pelaksanaan budidaya kopi robusta, pengukuran jarak tanam per tanaman kopi juga turut andil terhadap keberhasilannya. Penanaman kopi tidak boleh dilakukan dengan jarak yang terlalu rapat ataupun terlalu renggang. Jarak yang rapat mengakibatkan pertumbuhan kopi kurang maksimal karena tanaman saling berebut nutrisi, air, dan cahaya serta gampang tertular hama dan penyakit. Sedangkan penanaman yang terlalu renggang pun bisa mengakibatkan pemanfaatan lahan yang tersedia menjadi tidak penanaman pohon kopi juga sebaiknya dilakukan dengan rapi membentuk garis-garis yang lurus. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam perawatan dan pengawasan tanaman. Di sisi lain, penanaman kopi secara sembarangan bakal menyebabkan pencahayaan yang tidak maksimal akibat tanaman saling menutupi, potensi kegagalan penyerbukan bunga, serta risiko terhadap serangan hama dan penyakit yang lebih Tanam Ideal untuk Tumbuhan Kopi RobustaJarak tanam yang ideal merupakan ukuran jarak penanaman yang tepat di mana tumbuhan kopi dapat hidup normal dan lahan yang ada bisa dimanfaatkan dengan baik. Biasanya jarak tanam untuk kopi dari jenis robusta yaitu 2,5 x 2,5 meter. Pengaturan jarak tanam ini dilakukan setelah proses pembersihan lahan dengan membuat lubang-lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm dan berjarak 2,5 x 2,5 m secara lurus beraturan. Jadi dalam satu hektar lahan bisa ditanaman kopi sebanyak jarak penanaman yang benar memungkinkan tanaman-tanaman kopi bisa mendapatkan pencahayaan maksimal dari sinar matahari. Begitupun ketika tanaman sudah cukup dewasa, proses pemangkasan ranting dan pengawasan terhadap gulma pun menjadi lebih diperhatikan dalam perencanaan jarak tanam ini, jangan lupa sediakan pula sejengkal lahan untuk memelihara tumbuhan peneduh. Prinsipnya 1 pohon peneduh dapat melindungi 4 tanaman kopi robusta. Selain mampu melindungi tanaman budidaya dari curah hujan yang tinggi dan angin kencang, pohon peneduh ini juga berguna untuk menjaga kelembaban tanah dan menghalangi terik panas matahari. Contoh-contoh tanaman peneduh di antaranya lamtoro, dadap, asam, trembesi, dan lubang penanaman selesai dibuat berdasarkan jarak tanam yang ideal, lubang tersebut diisi dengan campuran pupuk kandang dan pupuk kompos secukupnya. Jangan lupa tambahkan pula lapisan tanah secara tipis pada lubang tadi. Setelah itu, biarkan lahan selama 3-5 hari agar nutrisi di dalam pupuk terserap ke dalam tanah. Akhirnya bibit-bibit kopi pun siap ditanam di lubang tersebut. Artikel ini memuat secara detil serba-serbi tentang penanaman tanaman kopi di kebun, setelah proses pembiakan atau pembibitan, atau penyediaan bibit dari lokasi lain. Yang akan dibahas diantaranya adalah tentang pemilihan lokasi ideal untuk budidaya kopi, termasuk analisis tanah tekstur, struktur, kedalaman, kesuburan, iklim lokasi dengan resiko rendah untuk mengalami kebekuan atau angin dingin, dan kemudahan akses transportasi input dan produksi. Menanam bibit yang sehat dan kuat sama pentingnya dengan produksinya. Mengingat kopi merupakan tanaman menahun, kesalahan-kesalahan dalam penanaman dapat berakibat pada kerugian produksi di sepanjang masa hidup tanaman kopi, dan hanya dapat diperbaiki dengan cara tanam ulang. Oleh karena itu, perencanaan sangatlah penting untuk keberhasilan sebuah kebun kopi, dan hal ini dimulai dengan pemilihan lokasi yang tepat untuk kebun kopinya. Pemilihan Lokasi Kebun Kopi Fokus pertama harus berada pada wilayah di mana kopi akan ditanam. Rata-rata temperatur tahunan harus berada pada angka sekitar 19 hingga 22 derajat celcius untuk kultivar spesies arabika Coffea arabica L. dan sekitar 23 hingga 26 derajat celcius untuk robusta Coffea canephora Pierre. Jika kopi arabika ditanam di lokasi dimana suhu rata-ratanya diatas nilai rekomendasi tersebut, atau bahkan jika terjadi periode yang terlalu panas, pembungaan tanaman kopi dapat mengalami kegagalan, hingga berakibat pada berkurangnya produktivitas. Juga jika tanaman robusta ditanam di lokasi yang relatif lebih dingin daripada nilai rekomendasi di atas, produktivitasnya juga bisa berkurang. Bahkan jika kondisi suhu yang tak sesuai itu terjadi hanya beberapa waktu dalam satu tahun, kondisi terlalu panas atau terlalu dingin tersebut dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas dari produk akhir kopinya. Pada temperatur dibawah 16 derajat celcius, pertumbuhan beberapa bagian tumbuhan akan mengalami gangguan fisiologis, dengan pengurangan translokasi fotoasimilat hasil fotosintesis, pengurangan kemampuan fotosintesis dan asimilasi nitrogen dari daun kopi. Pada temperatur mendekati 0 derajat celcius, dinding sel tanaman kopi membeku dan rusak, dan tanaman akan mati. Faktor lain yang harus dijadikan pertimbangan adalah seberapa melimpah sumber air di sekitar kebun kopi yang nantinya akan mempengaruhi pengelolaan kebun dan bahkan mempengaruhi kualitas produk akhir. Sebagai contoh, kelembaban yang tinggi dapat meningkatkan resiko tanaman dihinggapi penyakit yang disebabkan jamur dan bakteri, yang mana resiko ini juga akan meningkat pesat jika tanaman kopi ditanam dengan kerapatan tinggi. Kualitas dari produk akhir juga dapat dipengaruhi dari fermentasi buah ceri kopi yang tidak dikehendaki, bahkan sebelum dipanen. Hal ini dapat memaksa petani untuk memanen kopinya lebih dini untuk menjaga kualitas akhir dari produk kopi mereka. Ketinggian Lokasi Kebun Kopi Altitude Ketinggian dan topografi dari area penanaman tanaman kopi adalah kunci dari bagaimana nantinya kebun akan dikelola dan secara langsung atau tidak langsung juga akan berpengaruh pada kualitas kopi. Walau banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kopi, tempat yang tinggi seringkali diasosiasikan dengan suhu rata-rata yang lebih rendah, dan secara umum, menghasilkan kopi dengan keasaman yang lebih tinggi dan karakteristik aroma yang lebih baik. Di Guatemala, kopi malah secara langsung diklasifikasikan berdasarkan ketinggian lokasi tanamnya. Klasifikasinya adalah sebagai berikut Prima Lavado prime washed ketinggian tanam antara 758 hingga 909 Prima Lavado extra prime washed ketinggian tanam antara 909 hingga 1060 mdplSemiduro semi hard bean ketinggian tanam antara 1060 dan 1212 mdplDuro hard bean ketinggian tanam antara 1212 hingga 1364 mdpl, danEstritamente Duro strictly hard bean ketinggian tanam di atas 1364 mdpl. Aspek lain dari pengaruh topografi adalah pengaruhnya pada mekanisasi. Kemiringan di atas 30% akan menghambat operasi mesin-mesin mekanis seperti spraying, aplikasi pupuk, dan panen. Di wilayah dimana topografinya memungkinkan roda untuk melaju, biasanya mekanisasi bisa dilakukan. Di kebun-kebun kecil, biasanya lebih banyak digunakan mesin yang bisa dibawa tangan, dan panen pun dilakukan manual dengan tangan. Pada kebun skala besar, yang seringkali dapat dilihat di Brazil, mekanisasi dari produksi kopi telah menjadi penyeimbang yang penting antara terus menurunnya jumlah tenaga kerja rural yang qualified tanpa mengorbankan penciptaan tenaga kerja. Solusi dan inovasi dari mekanisasi budidaya kopi ini tidak terbatas hanya di Brazil saja, sudah banyak yang mengimplementasikannya di berbagai penjuru dunia. Tekstur Tanah dan Ketersediaan Air di Kebun Kopi Dalam hal curah hujan dan tanah, area yang lebih baik adalah area dengan distribusi hujan yang bagus dan tanah dengan kapasitas retensi kelembaban yang lebih tinggi dan tekstur yang medium. Jika faktor-faktor ini tidak tersedia, petani harus menjamin adanya irigasi atau pengairan ketika terjadi defisit air. Adanya kerikil atau batu di 30-40 cm permukaan tanah dapat membatasi penggunaan implementasi agrikultur dengan meningkatkan keausan. Kerikil juga mengurangi kapasitas retensi air tanah. Kedalaman tanah efektif, yaitu kedalaman dimana akar tanaman dapat dengan mudah melakukan penetrasi untuk mencari air dan nutrien, haruslah minimal 120 cm dari permukaan jika tekstur tanahnya medium hingga clay-rich, dan batu yang dikandung tidak lebih dari 15%. Di tanah yang sand-rich atau tanah di wilayah yang kering, kedalaman tanah efektif harus lebih dalam dari itu untuk menghindari terhambatnya pertumbuhan tanaman kopi. Tanah dengan tekstur medium bukan tanah yang kaya tanah liat dan bukan tanah yang kaya akan pasir lebih baik untuk area budidaya kopi. Tanah liat akan membutuhkan banyak pupuk fosfat dan koreksi dengan lebih banyak kapur. Tanah yang kaya pasir butuh suplai mikronutrien yang lebih banyak ditambah lagi juga dosis pupuk yang lebih banyak. Berbeda dengan tanah volkanik yang kaya akan materi organik, seperti yang ada di Indonesia. Tanah dengan tingkat kesuburan natural yang baik tentu lebih diinginkan, namun hal ini bukan suatu syarat utama karena ketersediaan pupuk organik atau kimiawi dan amandemen tanah untuk mengoreksi pH dan alumunium. Sebagai contoh, di Brazil, tanah dengan vegetasi savana tidak digunakan untuk menanam kopi hingga tahun 1960an, karena dulu dianggap kopi hanya akan tumbuh di tanah yang subur di bawah lindungan vegetasi hutan. Teknologi saat ini memungkinkan menumbuhkan kopi di wilayah-wilayah yang memiliki fertilitas alami yang rendah, keasaman tinggi, jumlah materi organik yang rendah, tingkat fosfor dan kalsium rendah, ketersediaan mikronutrien yang rendah, dan kapasitas pertukaran kation yang rendah. Pertimbangan lain dalam memilih lokasi penanaman tanaman kopi adalah sebagai berikut Hindari area dengan tanah yang padat, yang mana akan menghambat pertumbuhan akar. Tanah yang padat lebih uymum ditemukan di area dengan banyak penggunaan area yang terus menerus diterjang angin, atau area tanpa halangan area yang bebas dari hama tanah dan nematoda. Jarak Tanam Kopi Ketika menentukan jarak tanam antar tanaman kopi, beberapa faktor harus dijadikan pertimbangan, diantaranya penderetan tanaman dan kaitannya dengan arah sinar matahari, jenis kultivar yang akan digunakan ukuran dan arsitekturnya, kesuburan tanaman, teknik pengelolaan kebun crop management, metode pemangkasan, dan kemiringan tanah. Pemilihan jarak tanam ini definitif sepanjang masa hidup tanaman, serta akan mempengaruhi eksekusi dan biaya pengelolaan, produktivitas, dan kepanjangan umur kebun kopi. Pengaturan jarak tanam, yang mana merupakan perpaduan antara jarak tanam antar tanaman dalam satu garis dan jarak antar garis, jika dilakukan dengan baik dapat meningkatkan yield dan memudahkan pengelolaan kebun yang lebih optimal. Saat ini, dengan jarak tanam yang padat dapat diperoleh 6000 hingga 7000 tanaman per hektar. Mekanisasi dari pengelolaan kebun mungkin dilakukan di tingkat kepadatan ini. Di beberapa wilayah produsen kopi, jika sumber daya buruh tersedia, bahkan penanaman bisa lebih padat lain. Pengaturan tanaman di kebun untuk memperoleh densitas tanaman per hektar yang diinginkan dapat dicapai dengan kombinasi jarak tanam dalam satu garis dan jarak antar garis, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut. Penjajaran dari tanaman kopi dan kaitannya dengan rute garis matahari jarak tanam dalam garis dapat dikurangi jika tanaman menerima lebih banyak cahaya matahariKetinggian dan arsitektur dari kultivar yang dipilih kultivar yang lebih tinggi membutuhkan jarak antar baris yang lebih lebar daripada kultivar yang pendek, dan jika jarak ini terlalu sempit dapat mempengaruhi kecepatan pematangan, ketidak-seragaman, dan produktivitasKetinggian tanam di lokasi kebunPengelolaan tanaman di kebun Jarak tanam harus dapat memudahkan penggunaan alat dan mesinPemangkasan penanaman yang padat akan membutuhkan pemangkasan yang lebih seringTopografi jika topografi membatasi penggunaan mesin, gunakan jarak tanam yang lebih pendek dan kultivar yang lebih pendek untuk memudahkan panenTotal luas area budidaya kopi Jarak antar baris harus cukup untuk memungkinkan jalan bagi mesin yang akan digunakan ketika tanaman sudah tumbuh sempurna, kecuali program pemangkasan akan terus dilakukan untuk memfasilitasi jarak antar baris yang lebih sempit. Secara umum, jarak antar baris yang ideal adalah jumlah dari diameter kultivar tanaman yang telah lengkap sempurna dan lebar dari mesin/alat yang akan digunakan. Jarak tanam yang padat memungkinkan lebih banyak tanaman per hektarnya, dan secara umum, menghasilkan yield lebih besar. Jarak tanam yang digunakan dalam budidaya kopi dapat diklasifikasikan sebagai berikut Wide, atau tradisional dibawah 3000 tanaman per hektarSemi-dense 3000 hingga 5000 tanaman per hektarDense 5000 hingga 10000 tanaman per hektarSuper dense 10000 hingga 20000 tanaman per hektar Alasan-alasan dari pemilihan jarak tanam yang padat diantaranya Produktivitas per area yang lebih besar, terutama di panen pertama, yang mana akan membuat balik modal lebih cepatPenggunaan area tanam yang lebih baik, yang mana akan mengurangi biaya investasi di tanah dan mungkin dapat menyisakan lahan untuk tanaman lain atau produksi per unit yang lebih rendah, dengan asumsi produktivitas meningkat,Lebih banyak perlindungan tanah terhadap erosi dan peningkatan karakteristik fisik, kimia, dan biologis dari serangan gulma dikarenakan lebih banyak teduhan,Perubahan yang lebih rendah antara produktivitas di tahun tinggi dan tahun rendah siklus produksi biennial sebagai akibat dari berkurangnya biaya budidaya per tanaman walaupun area punya total produksi yang lebih tinggiEfisiensi pupuk yang lebih baikResiko lebih rendah terhadap coffee leaf miners Leucoptera coffeella. Walaupun demikian, dalam pemilihan jarak tanam yang padat, beberapa faktor harus dipertimbangkan, diantaranya Investasi awal yang lebih besar ketika menanam dan juga perawatan di fase awalTingkat kesulitan yang lebih besar dan hambatan untuk mekanisasi dalam pengelolaanPeningkatan beban kerja perawatan tanaman lebih sering memangkasPeningkatan kesulitan dalam pengelolaan tanaman, seperti pemupukan, penyemprotan, dan panenKematangan yang tertunda dan tidak seragam ketika musim panenResiko lebih besar berkurangnya kualitasResiko lebih besar dari kumbang berry borer pada buah dan karat daunHambatan untuk melakukan tumpang sari dengan tanaman lain Karena banyaknya plus dan minus dari pemilihan jarak tanam yang padat ini, pada akhirnya pemilihan jarak tanam ini sangat tergantung pada kondisi masing-masing kebun, sehingga harus dipertibangkan secara kasus per kasus. Secara umum, pemilihan ini biasa ditemukan di lahan yang kecil di area pegunungan, dimana mekanisasi tidak mungkin dilakukan namun tenaga kerja tersedia. Jika jarak tanam yang padat digunakan, sangat pentung untuk membuat program pemangkasan rutin untuk menjaga produktivitas pada level ekonomis. Analisis Tanah di Kebun Kopi Ketika melakukan penanaman tanaman kopi di kebun, analisis tanah diperlukan untuk menentukan amandemen tanah lime, gypsum, fosfor dan rencana jadwal pemupukan yang seimbang. Tanah harus diambil sampelnya dengan menggunakan kriteria yang ketat untuk menjamin sampelnya mewakili dan hasilnya reliabel, yang kemudian dapat dijadikan bahan evaluasi bagi petani. Tanah harus bersih dari puing kayu dan gulma sebelum dilanjutkan dengan tindakan tindakan terracing atau plowing, pembajakan. Kemudian pembajakan harus dilakukan di akhir musim kering, dengan tujuan memasukkan sisa-sisa tumbuhan, kapur dan/atau gipsum, dan lapisan tanah bawah jika terjadi pemadatan tanah. Ketika membajak, alur harus dibuat di sepanjang kontur. Di area dengan kemiringan yang tinggi di mana mekanisasi tidak memungkinkan, alur dapat dibuat dengan menggunakan bajak yang ditarik oleh hewan, dan kemudian dilanjutkan dengan alat tangan. Dalam merencanakan layout awal dari kebun, sangat penting untuk menyediakan luasan yang cukup untuk oprasional kebun, seperti transport material dan transit mesin atau kendaraan yang nyaman. Oleh karena itu, baris yang lebih besar harus dibuat setiap 70 hingga 100 meter. Penanaman Kopi di Kebun Kopi Penanaman tanaman kopi harus dilakukan di musim hujan, ketika bibit telah terbentuk sempurna. Penting untuk berhati-hati ketika menanam untuk menghindari masalah di masa depan seperti akar bengkok, penanaman dangkal menyebabkan tanaman jatuh tumbang, atau menanam terlalu dalam yang dapat merusak pokok tanaman. Rekomendasi penanaman yang penting, diantaranya Gunakan bibit yang sudah memiliki 3 hingga 6 daun, kecuali ketika melakukan replanting dengan bibit yang khusus untuk replanting misal, bibit yang ditanam sebelumnya matiPerkeras bibit, biarkan bibit beradaptasi dengan memberinya lebih banyak paparan sinar matahari, dan mengurangi penyiraman hingga tanaman dibawa untuk ditanamBerhati-hati dalam transport bibit untuk menghindari kerusakan bibit,Tanam bibit di level tanah sehingga tanaman tidak tenggelam dan tidak rubuh,Jajarkan tanaman di dalam alur tanam alur lubang tanam untuk memudakan operasional selanjutnyaPotong 1 hingga 2 cm di kantung bibit bagian bawah sebelum ditanam untuk menghindari adanya liukan sistem akar,Berhati-hatilah untuk tidak terlalu banyak memberikan tekanan lateral ke sistem akar bibit ketika menanam, untuk menghindari pembengkokan akar pada penanaman Sekitar 30 hingga 40 hari setelah penanaman, tanaman kopi harus segera dievaluasi untuk menentukan apakah harus dilakukan replanting. Juga pemupukan permukaan awal topdressing harus dilakukan. Replanting harus terus dilakukan secara kontinu hingga tanaman di kebun tumbuh sempurna. Pengelolaan tanaman di tahap pembentukan ini harus dilakukan secara teliti dan tepat, dengan diikuti tindakan pencegahan terhadap serangan hama kopi semut, penambang daun kopi Leucoptera coffeella, ulat tanah, cochineal, acari, dan hama lain, serta penyakit-penyakit, seperti cercospora, bacteriosis, dll. Naungan tanaman kopi harus digunakan untk mengontrol erosi, mempertahankan suhu tanah yang lembut, dan menciptakan lingkungan yang bagus untuk pertumbuhan mikroba dalam tanah. Walau demikian, naungan ini tidak boleh berkompetisi dengan tanaman kopi. Author Kang Fajrin Jarak tanam kopi arabika adalah metode budidaya kopi yang digunakan di Indonesia. Metode ini berfokus pada pengaturan jarak tanam antara tanaman kopi. Ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi biji kopi. Di Indonesia, metode jarak tanam kopi arabika ini telah digunakan sejak tahun 2020. Jarak tanam adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan ketika menanam kopi arabika di Indonesia. Hal ini karena jarak tanam yang tepat akan mempengaruhi jumlah produksi, kualitas biji kopi, dan hasil jual. Selain itu, jarak tanam juga mempengaruhi tingkat produksi tanaman kopi, kesuburan tanah, dan kebutuhan pupuk. Keuntungan Jarak Tanam Kopi Arabika di IndonesiaKekurangan Jarak Tanam Kopi Arabika di IndonesiaCara Menentukan Jarak Tanam Kopi Arabika yang TepatKesimpulan Keuntungan Jarak Tanam Kopi Arabika di Indonesia Memanfaatkan jarak tanam kopi arabika di Indonesia memiliki banyak manfaat bagi para petani. Pertama, jarak tanam yang benar akan meningkatkan jumlah produksi biji kopi, karena tanaman kopi dapat saling berkomunikasi dan berbagi nutrisi tanah. Dengan demikian, produksi kopi arabika menjadi lebih baik. Kedua, jarak tanam yang benar juga dapat meningkatkan kualitas biji kopi. Tanaman kopi yang ditanam dengan jarak yang tepat akan menghasilkan buah yang lebih beraroma dan rasa. Hal ini karena tanaman kopi akan mendapatkan nutrisi yang lebih baik dan lebih banyak cahaya matahari. Dengan demikian, kualitas biji kopi juga meningkat. Ketiga, jarak tanam kopi arabika juga dapat meningkatkan hasil jual. Dengan jarak tanam yang benar, petani akan lebih mudah mengelola tanaman kopi. Hal ini karena petani dapat mengatur jenis dan jumlah pupuk yang digunakan, mengatur jumlah bibit yang ditanam, dan mengontrol hama dan penyakit yang mungkin muncul. Dengan demikian, petani dapat menghasilkan hasil jual yang lebih banyak dari tanaman kopi. Kekurangan Jarak Tanam Kopi Arabika di Indonesia Walaupun jarak tanam adalah salah satu metode budidaya kopi yang efektif, namun juga memiliki beberapa kekurangan. Pertama, jarak tanam yang salah dapat menyebabkan tanaman kopi mengalami penyakit. Tanaman yang ditanam dengan jarak yang salah akan menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Hal ini karena tanaman tersebut tidak akan mendapatkan cukup cahaya matahari dan udara segar. Kedua, jarak tanam yang salah juga dapat menyebabkan tanaman kopi mengalami kekeringan. Tanaman kopi yang ditanam dengan jarak yang salah akan lebih rentan terhadap pengeringan. Hal ini karena tanaman tersebut tidak mendapatkan cukup air untuk pertumbuhannya. Ketiga, jarak tanam yang salah juga dapat menyebabkan tanaman kopi mengalami defisiensi nutrisi. Tanaman kopi yang ditanam dengan jarak yang salah akan lebih rentan terhadap kerontokan dan defisiensi nutrisi. Hal ini karena tanaman tersebut tidak mendapatkan cukup nutrisi dari tanah. Cara Menentukan Jarak Tanam Kopi Arabika yang Tepat Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari tanaman kopi, petani harus menentukan jarak tanam yang tepat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menentukan jarak tanam yang tepat. Pertama, petani harus memperhatikan jenis tanaman kopi yang ditanam. Tanaman kopi yang berbeda memiliki jarak tanam yang berbeda. Kedua, petani harus memperhatikan jenis tanah yang digunakan. Jenis tanah yang berbeda akan membutuhkan jarak tanam yang berbeda. Petani harus mengetahui jenis tanah yang digunakan dan menyesuaikan jarak tanamnya. Ketiga, petani juga harus memperhatikan kondisi iklim di daerahnya. Kondisi iklim yang berbeda akan membutuhkan jarak tanam yang berbeda. Keempat, petani juga harus memperhatikan kebutuhan pupuk yang digunakan. Petani harus mengetahui jenis pupuk yang digunakan untuk tanaman kopi dan menyesuaikan jarak tanamnya. Petani juga harus memastikan bahwa pupuk yang digunakan cocok dengan jenis tanaman kopi yang ditanam. Kesimpulan Jarak tanam kopi arabika di Indonesia merupakan salah satu metode budidaya kopi yang digunakan petani. Metode ini berfokus pada pengaturan jarak tanam antara tanaman kopi yang ditanam. Jarak tanam yang tepat dapat meningkatkan jumlah produksi biji kopi, kualitas biji kopi, dan hasil jual. Namun, petani harus memperhatikan beberapa hal ketika menentukan jarak tanam yang tepat untuk tanaman kopi mereka. Kopi termasuk salah satu komoditas perkebunan yang menggiurkan. Bukan sekadar pada level nasional, melainkan juga di level internasional. Pada level nasional, kedai kopi mudah dijumpai di setiap daerah di Indonesia. Sebagian besar menggunakan produk petani / pembudidaya lokal, inilah yang membuat kaum muda tertarik untuk membudidayakan tanaman kopi karena memberi impact’ pada kultur lokal. Sementara untuk internasional, potensi ekspor kopi sangat luar biasa dan peluangnya terbuka lebar. Konsumen terbesar kopi dunia adalah masyarakat Eropa dan Amerika Utara, termasuk AS. Nah, untuk memajukan industri kopi indonesia untuk dunia, penanaman kopi haruslah baik dan benar agar menghasilkan produk yang berkualitas, yaitu biji kopi pilihan dengan cita rasa tinggi. Apa saja hal-hal yang wajib diperhatikan? Simak sampai habis. 1. Pilih Jenis Biji Kopi Hal pertama yang harus diperhatikan adalah memilih biji kopi berkualitas. Ini harus dimulai dari penentuan spesies / jenis dan varietasnya. Kopi merupakan tanaman tahunan, dengan umur produksi bisa mencapai 20 tahun. Karena itu, perlu dipikirkan untuk memilih bibit berkualitas. Sebab produksinya jangka panjang serta harus selalu menjaga kualitas produk akhirnya. Tanaman kopi terdiri atas puluhan spesies / jenis, tapi yang paling terkenal hanya empat, yaitu Kopi arabika Coffea arabica Paling disukai, karena rasanya dinilai terbaik. Buah yang matang berwarna merah terang. Rendemen persentase produk akhir dan hasil panen sekitar 18-20%. Kopi robusta Coffea canephora Lebih cepat panen daripada arabika. Buah berbentuk membulat. Warna merahnya cenderung gelap. Rendemen lebih tinggi 22%. Harga lebih murah daripada arabika. Kopi liberika Coffea liberica Pamornya masih kalah dari arabika dan robusta. Tapi bisa tumbuh baik di dataran rendah. Ukuran buahnya tak merata, dan rendemennya sangat rendah 12%. Kopi excelsa Coffea excelsa Bisa tumbuh subur di dataran rendah dan dataran tinggi, bahkan di lahan gambut. Tahan terhadap kekeringan. Kulit buahnya lembut, sehingga mudah dikupas. Di 2006, excelsa dianggap sebagai bagian dari liberika. Apapun pilihannya, Anda harus segera beraksi. Siapkan benih berkualitas! Benih bisa diperoleh melalui dua cara, yakni Pembiakan generatif menyemai biji. Pembiakan vegetatif setek, cangkok, okulasi, dan kultur jaringan. Kita fokus ke pembiakan generatif. Sebab cara ini lebih mudah dan menjadi pilihan sebagian besar petani kopi di Indonesia. Selain itu, bibit yang dihasilkan dari biji kopi mempunyai beberapa keunggulan. Misalnya, akar tunjang akan tumbuh sempurna. Dampaknya, tanaman kopi menjadi lebih kokoh. Anda bisa membeli bibit / benih kopi dalam bentuk biji di toko pertanian. Lebih aman apabila membeli dari balai penelitian pertanian / perkebunan terdekat. Soalnya sudah melalui seleksi ketat. 2. Seleksi Calon Benih Kopi Setelah memilih jenis biji kopi, seleksi alias pilah mana biji yang baik dan mana yang buruk. Berikut beberapa kriteria penilaiannya. Carilah tanaman induk dari rekan atau relasi yang lebih dulu menjadi petani kopi. Pilihlah tanaman induk yang sehat, tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Jika memungkinkan, tanaman induk berasal dari hasil persilangan pertama F1. Dari tanaman terseleksi tersebut, petik buah kopi berwarna merah dan sudah masak. Sebab buah kopi yang sudah masak memiliki cadangan nutrisi yang cukup untuk proses perkecambahannya nanti. Buah kopi diseleksi. Pilihlah yang masak sempurna, mulus tidak cacat, dan berukuran normal. Buah kopi hasil seleksi akan menjalani proses pembenihan, dengan tahapan sebagai berikut Kupas kulit buahnya, tapi jangan sampai ke kulit tanduk. Caranya, masukkan buah kopi ke dalam karung goni. Celupkan karung ke dalam air hingga basah semua. Angkat karung dan injak-injak. Ini akan membuat kulit buah terkelupas dengan mudah. Cuci biji kopi hingga bersih. Untuk menghilangkan lendirnya, gosok dengan abu. Rendam semua biji kopi dalam air. Buang biji yang mengapung, karena tidak lagi mengandung sel benih. Pilih biji-biji dengan ukuran hampir seragam. Jadi, buang biji yang berukuran terlalu kecil maupun terlalu besar. Pastikan biji kopi terseleksi memiliki bentuk sempurna dan mulus tidak cacat. Selanjutnya, keringkan biji dengan cara dianginkan selama 1-2 hari. Jangan dijemur di bawah sinar matahari secara langsung. Setelah itu, biji-biji kopi direndam dalam laturan fungisida anti-jamur sekitar 5 menit. Perhatikan dosis dan aturan pakainya, sesuai dengan mereknya. Jika tak langsung digunakan, biji bisa disimpan di tempat gelap, kering, dan sejuk. Tapi penyimpanan bisa menurunkan kualitas benih. Jika disimpan lebih dari 6 bulan, hanya 60-70% biji yang bisa tumbuh menjadi benih tanaman. Jika segera disemaikan, peluang tumbuh bisa mencapai 90-100%. 3. Semai Biji Kopi Kini saatnya menyemai biji kopi. Bagaimana caranya? Berikut panduannya Pilihlah tempat / lokasi persemaian yang dinaungi pohon peneduh. Buat bedengan dengan lebar 1 meter panjang menyesuaikan kondisi lahan. Bedengan dilapisi pasir halus setebal 5-10 cm. Untuk menghindari jamur, taburi bedengan dengan furadan. Bisa juga disiram larutan fungisida secukupnya. Biji-biji kopi hasil seleksi dibenamkan berbaris ke bedengan. Kedalamannya sekitar 0,5 – 1 cm. Buat larikan yang rapi. Jarak tanam 5 cm antar-larik dan 3 cm antar-baris dalam larikan 3×5. Saat dibenamkan, bagian punggung biji kopi menghadap ke atas. Biji kopi bisa ditanam dengan atau tanpa lapisan tanduk. Sebagian petani sering melepas kulit tanduk, dengan tujuan mempercepat proses perkecambahan. Untuk menjaga kelembaban, letakkan potongan jerami atau alang-alang yang berfungsi sebagai mulsa / penutup bedengan. Proses penyemaian ini harus rajin dipantau. Siram bedengan dua kali sehari pagi-sore. Di dataran tinggi yang berhawa sejuk, biji kopi mulai berkecambah pada umur 4-8 minggu. Tapi pada dataran rendah kopi liberika dan excelsa, biji bisa berkecambah lebih cepat 3-4 minggu. Ketika baru berkecambah, bagian kepalanya terlihat seperti biji bulat. Ini disebut fase serdadu. Pada fase ini, kecambah seperti berhenti tumbuh. Satu bulan kemudian, bagian kepala mulai merekah dan muncul lembar daun kecil. Jika sudah tumbuh dua lembar daun kecil, benih memasuki fase kepelan umur 2-3 bulan. Pada fase ini, benih bisa dipindah ke media lain, misalnya polybag. 4. Persiapkan Lahan Tanam Persiapan lahan mestinya dilakukan jauh-jauh hari sebelum Anda siap menanam benih kopi. Bahkan kalau lahan belum memiliki tanaman peneduh, seharusnya Anda menanamnya 2-4 tahun sebelum memulai budidaya kopi. Berbeda dari budidaya kentang yang tidak membutuhkan pohon peneduh, tanaman kopi justru sangat membutuhkannya. Fungsi pohon peneduh untuk mengatur intensitas sinar matahari yang masuk, karena tanaman kopi tidak suka sinar matahari yang penuh dan intens. Pohon peneduh yang sering digunakan dalam budidaya kopi misalnya dadap, lamtoro, sengon, Selain melindungi tanaman kopi, pohon peneduh bisa menjadi sumber pupuk kendang melalui daun-daunnya yang berjatuhan. Lamtoro memiliki pertumbuhan cepat, sekitar 2 tahun sudah besar. Sementara pohon sengon memerlukan waktu 4 tahun agar benar-benar mampu melindungi tanaman kopi. Persiapan lahan lainnya adalah memeriksa derajat keasaman pH tanah. Ini tergantung spesies tanaman kopi yang mau dibudidayakan. Kopi arabika tumbuh subur pada tanah dengan pH 5 – 6,5. Kopi robusta akan tumbuh subur pada tanah dengan pH 4,5 – 6,5. 5. Pindahkan Kopi ke Polybag Jika lahan sudah siap, dan biji telah berkecambah pada fase kepelan, kini saatnya memindahkan ke polybag. Siapkan tempat pembibitan yang beratap paranet satu lapis. Ini untuk mencegah terik matahari dan air hujan secara langsung. Siapkan polybag, lalu diisi media tanam yang terdiri atas 1 bagian pasir, 2 bagian kompos dan 2 bagian tanah. Letakkan polybag dalam tempat pembibitan. Pindahkan benih kopi ke dalam polybag. Caranya dengan mencungkil tanahnya, bukan mencabut akarnya. Pencabutan bisa merusak akar benih kopi yang baru tumbuh. Pada tahap ini sekaligus lakukan sortasi benih. Pilihlah benih yang berakar lurus. Kalau tidak lurus biasanya akan tumbuh kerdil. Singkirkan pula benih yang kerdil; pertumbuhannya lebih lambat daripada benih-benih lainnya. Letakan polybag berbaris, dengan jarak 1 meter, untuk memudahkan perawatan. Bibit tanaman dalam polybag harus dirawat kontinyu, termasuk melakukan penyiraman 1-2 kali sehari, tergantung kelembaban tanah. Agar tumbuh subur, bibit diberi pupuk pada bulan ke-3. Pemupukan bisa menggunakan campuran kotoran sapi, air, dan urea rasio 10101. Dosisnya sekitar 1 batok kelapa / tanaman setiap minggu. Jika sudah berumur 8-9 bulan, bibit kopi bisa ditanam di area perkebunan. 6. Tanam Kopi di Lahan Jika lahan, pohon peneduh, dan bibit sudah siap, apa langkah selanjutnya? Pindahkan bibit dari polybag ke dalam lubang tanam pada areal perkebunan yang sudah disiapkan. Perhatikan hal-hal penting berikut ini Jarak tanam sebaiknya 2,75 × 2,75 m2 untuk robusta atau 2,5 × 2,5 m2 arabika. Perhatikan pula ketinggian lahan. Makin tinggi lahan, makin renggang jarak tanamnya. Makin rendah lahan, makin rapat jarak tanamnya. Lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm3, dan sudah sudah dibuat 3-6 bulan sebelum penanaman. Ketika menggali lubang, pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah. Biarkan lubang tanam terbuka. Dua bulan sebelum penanaman, tanah galian bagian bawah dicampur dengan 200 gram belerang dan 200 gram kapur. Kemudian masukkan ke dalam lubang tanam. 1 bulan sebelum bibit ditanam, campurkan tanah galian bagian atas dengan 20 kg pupuk kompos, dan masukkan ke dalam lubang tanam. Ambil bibit kopi yang ada di polybag. Untuk mengurangi penguapan, pangkas daun-daun hingga tersisa 1/3 saja. Kini saatnya memindahkan bibit kopi ke lubang tanam. Sebelumnya, gali sedikit lubang tanam, agar seluruh perakaran bibit bisa masuk. Tutup lubang agar tanaman berdiri kokoh. Jika perlu, pasang beri ajir untuk menopang tanaman agar tidak roboh. 7. Siram Tanaman Kopi Sejak bibit ditanam di areal perkebunan, Anda harus rutin merawatnya. Pemeriksaan rutin bisa dilakukan dua kali per minggu. Pada masa awal umur penanaman 1-6 bulan, pemeriksaan bisa dilakukan minimal sebulan sekali. Salah satu bagian penting dalam perawatan tanaman kopi adalah penyiraman. Aktivitas ini bisa dilakukan secara berkala, meski tidak setiap hari. Tanaman kopi sebenarnya toleran dengan kondisi minim air. Namun, penyiraman tetap jangan dilupakan. Ini untuk memacu tumbuh-kembang tanaman. Pada musim kemarau, penyiraman tanaman kopi dilakukan dua minggu sekali. Perlu diingat, air jangan sampai menggenang terlalu lama di sekitar batang tanaman. Hal ini bisa menyebabkan akar mudah busuk. 8. Lakukan Penyiangan Penyiangan juga dilakukan secara berkala. Dalam hal ini, daun-daun pada pohon peneduh bisa dipangkas sebagian, terutama pada musim hujan. Tujuannya agar tanah tidak terlalu lembab. Penyiangan juga dilakukan terhadap gulma, atau tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman kopi. Apalagi jika tanaman kopi masih berumur muda. Tujuan utama penyiangan yaitu memastikan bahwa tanaman kopi memperoleh makanan yang cukup dari humus atau unsur hara di dalam tanah. Jika tanaman liar dibiarkan, maka humus itu juga menjadi santapannya, sehingga mengurangi jatah bagi tanaman kopi. Akibatnya, tanaman kopi kekurangan zat makanan sehingga tak bisa tumbuh-kembang dengan baik. Lakukan penyiangan setiap dua minggu sekali, dan terus dilakukan hingga tanaman kopi sudah besar. Bersihkan gulma-gulma di bawah tajuk pohon kopi. Apabila tanaman kopi sudah besar, gulma-gulma yang dibersihkan bisa dimanfaatkan sebagai penutup tanah. 9. Lakukan Penyulaman Aktivitas lain yang perlu dilakukan dalam perawatan tanaman kopi adalah penyulaman. Apa itu penyulaman? Penyulaman adalah proses penggantian tanaman yang rusak atau mati dengan tanaman baru. Ini penting dilakukan untuk mempertahankan jumlah pohon kopi dalam satu areal penanaman. Penyulaman dilakukan dengan menggunakan benih kopi yang sama. Dengan perawatan lebih intensif, maka benih baru menjadi cepat tumbuh, dan segeralah semai tanaman yang sudah ada lebih dulu. 10. Beri Pupuk Untuk pemupukan, Anda memiliki dua opsi. Pertama, memakai pupuk buatan, dengan risiko produk mengandung residu bahan kimia seperti peptisida dan insektisida. Kedua, memakai pupuk kopi yang dapat menghasilkan produk, tanpa residu bahan kimia. Pupuk organik bisa diperoleh dengan cara membeli, baik dalam bentuk padat maupun cair. Jika enggan membeli, Anda bisa membuatnya sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar kebun kopi. Misalnya sisa-sisa hijauan dari pohon pelindung dan kulit buah kopi sisa pengupasan. Keduanya bisa diolah menjadi kompos atau pupuk kandang. Pupuk bisa diberikan 1-2 tahun sekali. Dosisnya sekitar 20 kg / tanaman. Buatlah lubang yang melingkari area sekitar tanaman. Masukkan kompos ke dalam lubang tersebut. Jika menggunakan pupuk buatan, caranya hampir sama. Tebarkan pupuk ke dalam lubang yang melingkari area sekitar tanaman. Ada perlakuan khusus apabila pH tanah kurang dari 4,5. Dalam hal ini, pupuk bisa dicampur 1/2 kg kapur. Tujuannya agar tanah tidak terlalu asam. Pemberian kapur dilakukan setiap 2-4 tahun. 11. Panen Kopi Jika dibudidayakan secara intensif, tanaman kopi jenis robusta mulai berbuah pada umur 2,5 – 3 tahun. Untuk kopi arabika, panen perdana bisa dilakukan saat tanaman berumur 3 – 4 tahun. Pemanenan dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah masak. Tanda buah sudah masak antara lain terjadi perubahan warna kulit buah, tergantung spesies kopinya sudah dijelaskan di bagian atas. Panen perdana biasanya belum banyak. Tetapi jangan khawatir, tanaman akan terus berbuah. Puncak produksi terjadi saat tanaman berumur 7 – 9 tahun. Periode pemanenan bisa berlangsung selama 4 – 5 bulan. Apabila pemetikan dilakukan hari ini, maka pemetikan berikutnya bisa dilakukan 10 – 14 hari kemudian. Begitu seterusnya sampai tanaman sudah tidak berbuah lagi dalam periode tersebut. 12. Distribusi Hasil Panen Kopi-kopi yang dipetik dari sejumlah tanaman pada hari yang sama dikumpulkan menjadi satu, kemudian dilakukan penyortiran sesuai dengan grade / kualitas. Pemanenan serta pengolahan pasca panen sangat menentukan kualitas kopi. Beberapa tahapan yang mesti dilalui usai pemanenan antara lain Sortasi Seleksi ketat berdasarkan kualitas buah kopi. Pengupasan kulit buah bisa menggunakan mesin pengupas pulper] tipe silinder. Bisa juga dilakukan secara tradisional rendam, angkat, injak-injak. Fermentasi Biasanya dilakukan untuk kopi arabika. Tujuannya menghilangkan lapisan lendir yang tersisa di kulit tanduk biji. Pencucian menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang masih menempel pada kulit tanduk. Pengeringan mengurangi kadar air dalam biji kopi yang semula 60 – 65% menjadi 12 %. Sortasi ulang kriteria ukuran, kemulusan, dan kebersihan. Penggudangan menyimpan biji kopi agar terjaga kualitasnya sebelum dipasarkan. Setelah melalui serangkaian proses tersebut, biji kopi siap didistribusikan ke konsumen. Siapa konsumen biji kopi? Karena lebih cepat terserap pasar, tengkulak sering menjadi sandaran utama para petani kopi. Tapi cara ini sangat tidak dianjurkan, karena pada akhirnya merugikan petani, karena dihargai sangat murah. Lebih baik bermitra dengan koperasi, atau membangun jaringan pemasaran sendiri. Pada era digital saat ini, jaringan network lebih mudah dibangun, termasuk dengan memanfaatkan media social atau membuat toko online. Silaturahmi dengan para pemilik kedai kopi, setidaknya masih dalam satu provinsi juga dapat dilakukan untuk memuluskan rantai pemasaran biji kopi. Jika sudah menguasai satu provinsi, bisa melangkah ke sejumlah provinsi. Kalau sudah dapat menguasai sejumlah provinsi, bisa memikirkan kemungkinan ekspor. Silakan diskusi dengan Dinas Perdagangan atau Kadin Kamar Dagang dan Industri di daerah masing-masing. 13. Rawat Pasca Panen Ketika tanaman kopi sudah mulai berbuah beberapa periode, Anda perlu mencermati cabang-cabang yang produktif dan tidak produktif. Cabang yang tak produktif, atau yang terkena hama dan penyakit, perlu dipangkas. Metode ini disebut pemangkasan produksi. Tujuannya agar tanaman hanya fokus menumbuhkan cabang produktif. Apabila pohon kopi mengalami penurunan produksi, Anda juga perlu melakukan pemangkasan. Metode ini disebut pemangkasan peremajaan. Ini bisa dilakukan setelah pemupukan susulan, untuk menjaga ketersediaan nutrisi. Itulah panduan mengenai cara menanam kopi untuk pemula. Semoga bermanfaat. Baca juga Cara Menanam Pisang

jarak tanam kopi di brazil